Wednesday, September 10, 2008

tugas keberapa yah ini???

Kerusuhan Poso Januari 2007


- Kerusuhan yang terjadi pada 22 Januari 2007 di Tanah Runtuh kelurahan Gebang Rejo kecamatan Poso kota menjadi pengalaman yang menarik untuk para jurnalis lokal Palu.

- Beberapa jurnalis lokal dari beberapa stasiun TV swasta mencoba mencari berita didaerah konflik tersebut. Mereka memang dari stasiun TV yang berbeda namun karena adanya persamaan nasib yang mereka miliki jadi mereka memutuskan untuk mencari berita bersama-sama.

- Seperti yang diceritakan para jurnalis di dalam blognya mereka terperangkap selama empat jam dalam keadaan yang menegangkan.

- Sam (SCTV), Iwan (Trans TV), Subandi (Metro TV), Abdhi (ANTV), Upik Nyong (RCTI) dan Ridwan (Global TV) bersama-sama mencari tempat yang strategis untuk mengambil gambar penyerbuan polisi terhadap DPO (Daftar Pencarian Orang). Akhirnya disepakatilah rumah Iwan sebagai basecamp mereka karena letak rumahnya sangat dekat dengan Tanah Runtuh.

- Tidak lama mereka sampai sekitar pukul 08.05 WITA terdengar suara berisik dari ujung jalan akhirnya Sam pun melihat ternyata ada sebuah truk berukuran sedang yang menuju Tanah Runtuh dan supirnya sambil meneriakkan agar warga tetap berada didalam rumah karena polisi sudah mulai dekat.

- Mendengar teriakkan dari supir truk itu para jurnalis ini pun bersiap untuk mengambil gambar penyerbuan ini. Tadinya mereka hanya mengambil gambar dari dalam pekarangan rumah Iwan saja tapi Sam mengajak teman-temannya untuk lebih mendekat ketempat kejadian.

- Sam, Abdhi, Iwan dan Subandi yang pertama mendekati tempat itu baru disusul oleh Upik dan Ridwan cukup jauh mereka berjalan dari rumah Iwan tiba-tiba mereka bertemu dengan seorang lelaki mengenakan topeng berbadan sedang dan menenteng senapan laras panjang, bisa diprediksi laki-laki itu adalah anggota dari DPO. Mereka tenang karena lelaki itu tak menggubris sedikitpun namun selang beberapa menit lima orang laki-laki bertubuh besar itu menghampiri dan menanyakan apa keperluan kami disana. Dengan gugup Sam menjelaskan bahwa mereka adalah wartawan yang akan meliput berita di Tanah Runtuh itu. Namun salah seorang lelaki itu malah menodongkan senjata laras panjangnya ke kepala Sam dan menyuruhnya untuk kembali “tidak usah kesana dari pada saya bunuh kamu” ucap salah seorang anggota DPO.

- Akhirnya para jurnalis pun kembali ke rumah Iwan dan menutup pintu rumahnya rapat-rapat. “seperti di film-film perang kami semua tiarap didalam rumah untuk menghindari adanya peluru nyasar” jelas Abdhi dalam blognya.

- Sesaat kemudian rentetan suara tembakan dan bom mulai bergantian. Terdengar suara serpihan bom menghantam rumah Iwan tetapi ini tidak membuat para jurnalis ini berdiam tanpa merekam apapun. Mereka tetap merekam keadaan sekeliling walaupun hanya gambar teman mereka sendiri yang ditemani suara tembakan dan bom yang berulang-ulang selama dua jam.

- Diantara suara tembakan dan dentuman bom ada suara lain yaitu suara helikopter yang meneriakkan agar warga tetap berada di dalam rumah agar tidak terkena peluru nyasar dengan keberanian yang dimilikinya Sam mencoba mencapai dapur rumah Iwan untuk mengambil gambar helikopter tersebut. Sam pun mendapatkan apa yang dia cari helikopter yang berputar diketinggian sekitar 400 meter itu terekam didalam handycamnya.

- Sekitar jam 11.00 WITA suara itu mulai mereda prediksi para jurnalis adalah anggota DPO sudah menyerah terhadap polisi, tak lama setelah itu empat orang brimop langsung masuk ke pekarangan rumah Iwan karena mereka melihat mobil berplat khusus yang mereka (para jurnalis) gunakan Sam dengan sigap menunjukkan IDcardnya dan brimop itupun terseyum dan engatakan agar para jurnalis tetap tenang berada di dalam rumah.

- Pekarangan rumah Iwan pun dijadikan basecamp oleh para brimop melihat hal ini para jurnalis langsung bergantian mengambil gambar dari balik jendela. Gambar yang mereka dapatkan hampir sama karena memang diambil dari tempat dan sisi yang sama.

- Beratnya perjuangan para pencari berita didaerah konflik seperti itu tidak pernah dihiraukan para pembaca berita. Kita menonton televisi, membaca koran ataupun mendengarkan berita diradio seringkali tidak memikirkan bagaimana berita itu didapatkan.

sumber dari:  www.ajipalu.wordpress.com











No comments: